10 Alasan Daging Babi Bahaya Untuk Dikonsumsi
Ilmu kedokteran mengetahui bahwa ada
risiko besar atas banyak macam penyakit. Babi diketahui sebagai inang
dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya.
Sangat penting untuk diperhatikan bahwa sistem biochemistry
babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric
acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya. Jadi gak heran,
kalo daging babi itu berbahaya untuk dikonsumsi.
Berikut sepuluh alasan mengapa daging babi berbahaya untuk dikonsumsi :
Pertama, babi adalah container (tempat penampung) penyakit.
Beberapa bibit penyakit yang dibawa babi seperti Cacing pita (Taenia
solium), Cacing spiral (Trichinella spiralis), Cacing tambang
(Ancylostoma duodenale), Cacing paru (Paragonimus pulmonaris), Cacing
usus (Fasciolopsis buski), Cacing Schistosoma (japonicum), Bakteri
Tuberculosis (TBC), Bakteri kolera (Salmonella choleraesuis), Bakteri
Brucellosis suis, Virus cacar (Small pox), Virus kudis (Scabies),
Parasit protozoa Balantidium coli, Parasit protozoa Toxoplasma gondii
Kedua, daging babi empuk. Meskipun empuk dan terkesan lezat, tapi
karena banyak mengandung lemak, daging babi sulit dicerna. Akibatnya,
nutrien (zat gizi) gak dapat dimanfaatkan tubuh.
Ketiga, menurut Prof. A.V. Nalbandov (Penulis buku : Adap-tif
Physiology on Mammals and Birds) menyebutkan bahwa kantung urine (vesica
urinaria) babi sering bocor, sehingga urine babi merembes ke dalam
daging. Akibatnya, daging babi tercemar kotoran yang mestinya dibuang
bersama urine.
Keempat, lemak punggung (back fat) tebal dan mudah rusak oleh proses ransiditas oksidatif (tengik), gak layak dikonsumsi manusia.
Kelima, babi merupakan carrier virus/penyakit Flu Burung (Avian
influenza) dan Flu Babi (Swine Influenza). Di dalam tubuh babi, virus AI
(H1N1 dan H2N1) yang semula gak ganas bermutasi menjadi H1N1/H5N1 yang
ganas/mematikan dan menular ke manusia.
Keenam, menurut Prof Abdul Basith Muh. Sayid, berbagai penyakit
yang ditularkan babi seperti pengerasan urat nadi, naiknya tekanan
darah, nyeri dada yang mencekam (Angina pectoris), radang (nyeri) pada
sendi-sendi tubuh.
Ketujuh, Dr. Murad Hoffman (Doktor ahli & penulis dari
Jerman) menulis bahwa memakan babi yang terjangkiti cacing babi gak
hanya berbahaya, tapi juga menyebabkan peningkatan kolesterol tubuh dan
memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh. Ditambah cacing babi
mengakibatkan penyakit kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rheumatic
serta virus-virus influenza yang berbahaya hidup dan berkembang di
musim panas karena medium (dibawa oleh) babi.
Kedelapan, penelitian ilmiah di Cina dan Swedia menyebutkan bahwa daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan usus besar.
Kesembilan, Dr Muhammad Abdul Khair (penulis buku : Ijtihaadaat
fi at Tafsir Al Qur’an al Kariim) menuliskan bahwa daging babi
mengandung benih-benih cacing pita dan Trachenea lolipia. Cacing
tersebut berpindah kepada manusia yang mengkonsumsi daging babi.
Kesepuluh, DNA babi mirip dengan manusia, sehingga sifat buruk
babi dapat menular ke manusia. Beberapa sifat buruk babi seperti,
Binatang paling rakus, kotor, dan jorok di kelasnya, Kemudian
kerakusannya tidak tertandingi hewan lain, serta suka memakan bangkai
dan kotorannya sendiri dan Kotoran manusia pun dimakannya. Sangat suka
berada di tempat yang basah dan kotor. Untuk memuaskan sifat rakusnya,
bila tidak ada lagi yang dimakan, ia muntahkan isi perutnya, lalu
dimakan kembali. Lebih lanjut Kadang ia mengencingi pakannya terlebih
dahulu sebelum dimakan.
Selain kesepuluh alasan itu, ada beberapa penyakit lain seperti kholera
babi (penyakit menular berbahaya yang disebabkan bakteri), keguguran
nanah (disebabkan bakteri prosilia babi), kulit kemerahan yang ganas
(mematikan) dan menahun, Penyakit pengelupasan kulit, dan Benalu
Askaris, yang berbahaya bagi manusia.
Sumber : jurnalhajiumroh.com
0 komentar:
Posting Komentar